Modernisasi Pertanian Dengan Metode Smart Farming

Eiji

Smart Farming – Pada era serba digital pada sekarang ini hampir semua dunia bisnis dan juga industri di Indonesia telah memanfaatkan sebuah teknologi. Bahkan pada sector agriculture seperti pertanian dan juga perkebunan sekarang ini menggunakan sebuah teknologi yang berbasais internet (Internet of Things) untuk sebuah perawatannya dan pengolahannya atau sering dikenal dengan sebutan Smart Farming.

Dibanding pada sektor industri yang lainnya, pertanian dan juga perkebunan adalah salah satu sektor yang mempunyai ketahanan yang cukup kuat. Bahkan, pada saat banyaknya industri berguguran ketika pada masa pandemi, sektor perkebunan dan pertanian tetap saja bertahan bahkan ada juga yang justru malah berkembang.

Mengenal Apa itu Smart Farming

Apa yang dimaksud dengan Smart Farming? Smart farming adalah salah satu metode pertanian yang menggunakan sbuah teknologi yang berupa sistem integrasi untuk bisa meningkatkan sebuah efisiensi dan juga produktivitas pertanian. Dalam sebuah penerapan metode ini digunakan dengan berbagai jenis sensor, sistem monitoring, dan juaga sistem analisis data untuk monitoring kondisi tanah, cuaca, dan juga untuk perawatan tanaman.

Metode ini menggunakan sebuah metode automation system, nantinya semua sistem yang sudah terpasang akan langsung bekerja dengan secara otomatis yang bisa dikontrol oleh para petani hanya dengan melalui gadget seperti smartphone dan juga tablet dengan koneksi internet.

Sesuai dengan namanya “Smart Farming” ini merupakan semua sistem yang digunakan untuk bisa menciptakan model pertanian cerdas. Pertanian yang berbasis teknologi ini telah menggunakan sebuah big data berbasis cloud, Internet of Things (Iot), GPS dan juga teknologi Drone. Berikut ini ada beberapa komponen dalam sebuah penerapan pertanian smart farming :

Baca Juga :  Mengenal Alat Tanam Jagung Corn Seed Planter

1. Sensor Monitoring

Biasanya untuk bisa memantau kondisi tanah di lahan sawah atau perkebunan, petani harus turun langsung untuk melihat apakah kondisi air dari tanahnya sudah mengering ataukah tidak. Smart Farming ini menggunakan berbagai macam jenis sensor untuk bisa monitoring suhu, kelembaban, ketinggian air tanah, arah angin, dan yang lainnya. Selain itu, sensor ini juga dapat berfungsi untuk sebuah sistem otomasi.

2. Penggunaan Software

Sensor dalam monitoring akan diolah datanya dengan menggunakan software khusus untuk pembaan dari data. Selain dari itu, ada juga sebuah software yang telah dirancang khusus untuk melakukan sebuah kontrol perangkat pertanian yang terhubung dengan sensor secara otomasi.

3. Internet of Things (IoT)

Proses monitoring dan juga kontrol bisa untuk dilakukan langsung oleh para petani dengan menggunakan device yang sudah terkoneksi ke internet. Semua komunikasi sistem akan dilakukan dengan memanfaatkan internet dan machine learning ataupun yang lebih dikenal sebagai Internet of Things.

4. Sistem GPS

GPS (Global Positioning System) bisa untuk digunakan dalam smart farming untuk bisa menentukan lokasi tanaman ataupun hewan ternak dengan cara memantau pergerakan mereka. Ini juga bisa untuk digunakan dalam menentukan lokasi terbaik untuk bisa menanam tanaman berdasarkan faktor seperti kondisi tanah, curah hujan, dan juga kondisi cuaca.

5. Analisa Data

Proses analisis data dapat untuk dilakukan dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan juga mengekstrak informasi yang bisa berguna dari data yang telah dikumpulkan dari sensor, kamera, dan juga peralatan pertanian lainnya. Data tersebut nantinya akan bisa untuk digunakan dalam mengidentifikasi pola dan trend, serta bisa untuk membuat prediksi tentang kondisi dari tanaman.

Misalkan saja yaitu, data tentang kondisi tanah, curah hujan, suhu, dan juga kadar kelembaban yang dapat digunakan untuk bisa menentukan kapan harus memberikan air ataupun pupuk pada tanaman. Data tentang produktivitas pada tanaman bisa untuk digunakan dalam menentukan kapan harus memanen tanaman tersebut.

Baca Juga :  Cara Membajak Sawah dengan Traktor untuk Hasil Maksimal: Inilah Caranya!

Analisis data juga bisa untuk digunakan dalam mengoptimalkan operasi pertanian dan juga untuk meningkatkan efisiensi, seperti menentukan lokasi dari tanah yang paling cocok untuk tanaman tertentu dan juga menentukan jenis pupuk yang paling efektif.

Hasil dari analisis data ini bisa untuk ditampilkan dalam bentuk visualisasi data seperti grafik, peta, ataupun tabel yang dapat memudahkan para petani dalam membuat keputusan dan juga dalam mengambil tindakan.

Nah, dalam penerapan sistem smart farming ini tentunya saja di butuh kan peran dari para petani muda karena harus untuk diakui pada sekarang ini petani didominasi oleh para orang tua. Penggunaan smart farming ini diharapkan mampu untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan hasil panen yang lebih berlimpah.

Artikel Terkait

Bagikan:

Tags